Pada musim produksi tahun ini PT Garam memiliki banyak tantangan, selain pengaruh harga garam yang turun drastis, kondisi pandemi karena Covid-19 juga mempengaruhi produksi. Hal ini dapat dirasakan ketika tenaga kerja musiman di Sumenep terkena lockdown akibat lingkungan sekitar terdampak virus covid19.
Aturan daerah yang mewajibkan warga agar tidak keluar rumah (lockdown) dirasakan oleh tenaga kerja di Saronggi. Sebanyak 75 tenaga tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaan produksi garam, sehingga PT Garam harus melakukan pergantian tenaga kerja.
Demi menjaga seluruh tenaga kerja di pegaraman Sumenep 1 menerapkan protokol kesehatan dan isolasi mandiri, hal tersebut dilakukan dengan semaksimal mungkin. PT Garam juga terus peduli dengan tetap memberikan upah kepada tenaga kerja yang terdampak lockdown dengan memberikan upah 50% dari upah yang diterima saat bekerja dan telah dibayarkan kepada pekerja. “Kami harap semua dapat mengerti kondisi saat ini, untuk upah pekerja sudah kami bayarkan,” ungkap Miftah, Corporate Communication.
Meskipun banyak tantangan tidak menyurutkan semangat PT Garam untuk menyusun strategi ke depan. Selain penguatan manajemen pada on farm, difensiasi produk terus kami lakukan pengembangan untuk hilirisasi. “Kami masih semangat dan terus berupaya agar target produksi tahun ini tercapai dan semoga pemerintah dapat mendukung penuh langkah terbaik bagi garam nasional,” imbuhnya.