Pamekasan - Beberapa tahun terakhir, harga garam di Madura terus "mencekik" petani. Harganya nyaris selalu dalam kondisi terpuruk. Namun, tampaknya ke depan hal itu tidak bakal terulang lagi. Pasalnya, PT Garam (Persero) sepertinya sudah sadar dengan kondisi yang menyengsarakan rakyat kecil itu. Kesadaran ini bersamaan dengan kekompakan ulama yang tergabung dalam PCNU se-Madura untuk mengawal harga garam selama ini. Harga garam diyakini bakal sehat. Hal itu mencuat kala Direktur Utama (Dirut) PT Garam Usman Perdanakusuma menggelar pertemuan dengan Pengurus PCNU se-Madura di pesantren Miftahul Qulub, desa Polagan, kecamatan Galis, Pamekasan, Ahad (14/6).Jajaran direksi sepakat mengikat kerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Madura dalam realisasi penyerapan garam tahun 2015 ini. Kegiatan yang dikemas secara santai ini bertajuk Silaturahmi Direksi PT Garam (Persero) dengan PCNU dan Petani Garam se-Madura dalam rangka penyerapan garam rakyat dari empat kabupaten di Madura. Empat kabupaten tersebut ialah kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Perwakilan PCNU empat kabupaten di Madura hadir dalam acara ini termasuk sejumlah perwakilan petani garam se-Madura. Secara teknis, pola kerja sama PT Garam dengan PCNU se-Madura akan ditegaskan pada pertemuan selanjutnya. Dalam acara itu, ditegaskan bahwa PT Garam akan membentuk satuan tugas khusus. Tim ini, selain akan dibentuk dari unsur lembaga pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU) di Madura juga akan dilibatkan. Tugasnya, terang Ketua PCNU Pamekasan KH Abd Ghoffar, memverifikasi transaksi jual beli garam dari ladang sampai ke gudang, untuk memastikan garam rakyat terbeli sesuai HPP (Harga Pokok Pemerintah). Hal demikian berlandaskan Permendag nomor 58 tahun 2012. "Jika sebelumnya garam Kualitas Produksi 1 (KP1) dibeli seharga Rp350 ribu per ton, kini PT Garam (Persero) siap membeli garam rakyat dengan harga Rp750.000 per ton. Alhamdulillah, harganya berlipat," terang pengasuh pesantren Riyadus Sholihin, Laden, kecamatan Pamekasan. PT Garam tidak langsung membeli secara tunai, namun pembayaran harus melalui perbankan dengan rekening masing-masing petani garam. Dengan harga sesuai HPP yang paling tinggi sepanjang 30 tahun terakhir ini, petani akan pilih menjual produksinya ke PT Garam. Langkah itu, kata Usman, sekaligus memutus mata rantai mafia garam yang selama ini merusak harga garam. Rencananya, Juli mendatang PNM tersebut sudah masuk ke PT Garam. Estimasinya untuk menyerap 400 ribu ton garam di seluruh Indonesia dan paling besar akan diambil dari Madura. "Hal itu dilakukan sejak PT Garam mendapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp300 miliar. Dari jumlah itu, sebesar Rp222 miliar akan digunakan menyerap garam rakyat sebagai langkah stabilitas harga garam," pungkas Usman. Sumber : http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,60206-lang,id-c,nasional-t,PT+Garam+Gandeng+PCNU+dan+Petani+Garam+Sepulau+Madura-.phpx