Surabaya - Pada tanggal 3 Januari 2017 seluruh jajaran Direksi dan Karyawan PT. GARAM (Persero) melakukan refleksi yaitu penjelasan tentang apa yang sudah di lakukan oleh manajemen dan karyawan PT.GARAM (Persero) pada tahun 2016 dan menyongsong apa yang akan dilakukan pada tahun 2017.
Pada kesempatan ini Dirut PT.GARAM (Persero) menerangkan bahwa produksi garam bahan baku pada tahun 2016 mengalami penurunan yang siginifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 pencapaian produksi garam bahan baku mencapai kurang lebih 25.000 Ton, hal ini sangat bertolak belakang pada target RKAP yang mencapai 350.000 Ton.
Keadaan seperti ini disebabkan bukan dari kinerja perusahaan yang mengalami kemrosotan melainkan cuaca yang terjadi di Indonesia sangat tidak memungkinkan untuk menjalankan produksi garam bahan baku. Adanya fenomena La Nina yang melanda Indonesia menyebabkan gagal panennya PT.GARAM dalam memproduksi Bahan Baku.
Akan tetapi hal itu menjadi cerita yang menarik disisi keutungan atau laba, pada tahun 2016 PT.GARAM mendapatkan laba hingga 56 Miliar, hal ini belum pernah terjadi pada 5 tahun terakhir. Pencapain laba fantastis tersebut membuat keadaan keuangan PT.GARAM mengalami kemajuan dan mampu bergerak lebih banyak.
Pada tahun 2016 PT.GARAM juga melakukan extensifikasi lahan pegaraman di Bipolo NTT seluas 400 hektar yang berkerjasama dengan tanah ulayat di Ds Bipolo NTT yang diproyeksikan dapat menghasilkan garam sebesar 40.000 Ton/Tahun. Dengan modal investasi senilai 40 Miliyar, pegaraman di Bipolo diproyeksikan sebagai garam Industri guna mencukupi kebutuhan garam Industri di Indonesia. Model perluasan pegaraman Bipolo menggunakan sistem inti plasma dengan menggunakan tenaga kerja rakyat atau masyarakat setempat. Teknologi yang digunakan dalam pegaraman ini menggunakan sistem integrasi dari orises hulu ke hilir.
Untuk 2017 managemen mentargetkan di dalam RKAP untuk meningkatkan jumlah tonase garam bahan baku hingga 395.000 ton/tahun serta melanjutkan extensifikasi lahan pegaraman di NTT seperti lokasi pegaraman Ende, sabu raiju dan teluk Kupang. langkah selanjutnya adalah Revitalisasi Pegaraman Madura yang dimulai dari peminihan hingga seterusnya, Intensifikasi Lahan Pegaraman yang meliputi proses pembuatan garam, Pembangunan/Revitalisasi Fasilitas Pengelolahan Garam, Penyerapan Garam Rakyat, Optimalisasi Aset dan Aplikasi ERP dalam Proses Bisnis.
Oleh sebab itu jajaran direksi dan karyawan harus meningkatkan kinerja perusahaan agar mendapatkan dan meraih target yang sudah direncanakan oleh Perusahaan.