Kamis (29/01), PT Garam (Persero) melakukan ekspor garam untuk HIGHTECH AQUATIC SDN BHD di Penang Malaysia dengan pemesanan sebanyak 300 ton. Pengiriman tersebut dilakukan bertahap 50 ton per bulan dengan sistem Free On Truck Madura yang sudah dimulai bulan Desember 2019.
Dengan melakukan pengubahan sistem produksi dari sistem kontinyu ke sistem batch, PT Garam (Persero) dapat menghasilkan garam yang berkualitas bagus sehingga bisa masuk ke kluster industri. Seperti kita ketahui bahwa kluster garam terbagi menjadi dua yakni garam konsumsi dan garam industri, kebutuhan garam industri sendiri membutuhkan 3,7 juta ton yang sebagian besar impor, untuk tahun 2020 kuota impor ditetapkan cukup besar kurang lebih 2,92 juta ton.
Banyak peluang pasar di Asia Tenggara khususnya negara tetangga Malaysia merupakan potensi yang sangat bagus bagi Indonesia dikarenakan negara tersebut tidak mempunyai ladang garam atau produsen garam dan kualitas garam yang dihasilkan PT Garam (Persero) telah masuk dalam kualifikasi Hightech Aquatic untuk komposisi pembuatan pupuk, ini menunjukkan bahwa garam lokal juga bisa masuk kluster industri. Ke depan diharapkan garam produksi Indonesia bisa masuk industri lainnya di Malaysia.
PT Garam (Persero) berharap agar impor bisa diminimalisir karena tidak semua garam kluster industri spesifikasinya tinggi (Perikanan, Penyamakan Kulit, Pengeboran Minyak, Water Treatment, sebagian industri aneka pangan dan Pulp and Paper) oleh karena itu perlu ada pembatasan kuota impor untuk garam kluster industri. PT Garam (Persero) mengusulkan ke pemerintah agar importisasi dapat dikurangi dengan cara para importir ada kewajiban menyerap garam lokal, sehingga jika usulan diterima, permasalahan garam nasional bisa diatasi serta terus meningkatkan kualitas dan kuantitas garam nasional agar dapat mewujudkan kedaulatan garam nasional.