MALANG – PT Garam terus memperkuat langkah transformasi dan pengembangan inovasi menuju kemandirian garam nasional. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Brawijaya (UB), 8 /12, salah satu perguruan tinggi riset terkemuka di Indonesia. Penandatanganan berlangsung di Kampus UB, dihadiri jajaran pimpinan universitas, antara lain Rektor Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc, Wakil Rektor IV Prof. Andi Kurniawan, dan Wakil Rektor V Prof. Dr. Unti Ludigdo, serta sejumlah direktur dan pejabat kunci UB lainnya.
Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam memperkuat riset terapan, pengembangan teknologi, digitalisasi proses pegaraman, hingga penguatan SDM untuk mendukung akselerasi Perpres 17/2025 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional.
Sinergi Strategis Mengakselerasi Transformasi Industri Garam Nasional
Melalui MoU ini, PT Garam dan UB sepakat memperluas kerja sama pada beberapa bidang prioritas, antara lain:
1. Riset dan pengembangan untuk mendukung program Swasembada Garam
2. Penerapan Tridarma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat) terkait industri garam
3. Digitalisasi proses pegaraman untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi produksi
4. Pengembangan SDM melalui PKL, magang, joint training, dan kerja sama akademik
5. Penguatan inovasi hilirisasi garam bernilai tambah
6. Program pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis riset UB
7. Kolaborasi pendidikan dalam pengembangan tenaga dokter dan tenaga medis bagi PT RSI Garam
Ruang lingkup kerja sama ini dirancang untuk memperkuat seluruh rantai nilai industri garam dari riset hulu, modernisasi proses produksi, hingga pengembangan hilirisasi dan penguatan ekosistem sosial masyarakat pesisir.
Direktur Utama PT Garam Dr. Ir. Abraham Mose, M.M. menegaskan bahwa PT Garam sedang mengakselerasi transformasi industri melalui riset, digitalisasi, dan hilirisasi. Ia menyebut UB memiliki keunggulan akademik dan kemampuan riset yang sangat strategis untuk mendukung agenda besar tersebut.
“Universitas Brawijaya adalah mitra penting bagi PT Garam. Dengan kekuatan riset multidisipliner yang dimiliki UB, kami yakin transformasi industri garam nasional dapat berjalan lebih cepat, tepat, dan berkelanjutan. Kita ingin mencapai kemandirian garam, mengurangi impor, dan memperkuat kemampuan bangsa dalam memenuhi kebutuhan industri sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa PT Garam tengah berupaya memastikan seluruh proses mulai modern, efisien, dan berbasis teknologi, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah melalui Perpres 17/2025.
Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo menyampaikan bahwa UB berkomitmen menjadi bagian dari solusi nasional terutama dalam sektor pangan, kemaritiman, dan industri strategis. UB, dengan visi World Class Entrepreneurial University, memiliki kapasitas riset dan inovasi yang kuat melalui fakultas dan pusat studi unggulan salah satunya Pusat Studi Pesisir dan Kelautan.
“Kerja sama dengan PT Garam membuka ruang besar bagi riset terapan dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah garam Indonesia. Mahasiswa dapat belajar langsung di industri, sementara dosen bisa menghasilkan riset yang dapat diimplementasikan di lapangan,” ujarnya.
Sinergi UB - PT Garam juga akan memperkuat program pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
Melalui MoU ini, PT Garam dan Universitas Brawijaya menegaskan komitmen bersama untuk:
- mempercepat riset dan teknologi pengolahan garam,
- memperluas hilirisasi produk garam bernilai tambah,
- memperkuat transformasi digital industri garam,
- meningkatkan kompetensi SDM,
- mendorong kemandirian garam nasional melalui inovasi berkelanjutan.
Kolaborasi strategis ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan daya saing PT Garam, tetapi juga menjadi kontribusi nyata bagi pembangunan industri strategis dan kesejahteraan masyarakat pesisir di Indonesia.
